PELUANG BISNIS

•November 15, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar

BELAJAR DARI KESUKSESAN AQUA

5 tahun yang lalu, kita meragukan potensi bisnis Air Minum yang di kemas dalam botol. Seiring dengan semakin padatnya penduduk di kota-kota besar, pencemaran Air pun tidak terbendung. Sekarang hampir semua Keluarga yang tinggal di Kota-kota besar Mengkonsumsi Air Minum yang di kemas dalam botol.

PERBANDINGAN

AIR MINUM AQUA

AIR MINUM MASAK

SENDIRI

HARGA

MAHAL

MURAH

PENYAJIAN

PRAKTIS

REPORT

KESEHATAN

SEHAT

BELUM TENTU

KECANTIKAN

PERKEMBANGAN 1-2 TAHUN

MEMBANGUN BRAND IMAGE

SUDAH BIASA

SETELAH 3-4 TAHUN

SUDAH BIASA

MULAI DI TINGGALKAN

KALANGAN PEMAKAI

DARI BAWAH KE ATAS

KALANGAN BAWAH

SIAPA YANG MENUAI HASIL

BOS PEMILIK AQUA

TIDAK ADA

KESUKSESAN ITU AKAN TERULANG KEMBALI

(Dalam Versi Yang Berbeda)

MELILEA GREEN FIELD ORGANIK

(Sebagai Pengganti Nasi / Makanan Utama)

Apakah Produk Organik Melilea Adalah Makanan Tambahan? BUKAN! Produk Organik Melila Dapat anda gunakan sebagai pengganti makanan Utama. Makanan Tambahan atau SUPLEMENT tidak bisa di gunakan sebagai pengganti makanan Utama. Sudah tentu pengeluaran anda pun akan semakin berlipat, di saat anda mengeluarkan Dana yang Besar untuk mengkonsumsi Suplement anda masih harus mengeluarkan biaya extra untuk MEMASAK.

PERBANDINGAN

MAKANAN ORGANIK MELILEA

MAKANAN MASAK SENDIRI

HARGA

MAHAL

MURAH

PENYAJIAN

PRAKTIS

REPORT

KESEHATAN

SEHAT

BELUM TENTU

KECANTIKAN

LEBIH MUDA 10Thn

KELIHATAN LEBIH TUA

PERKEMBANGAN 1-2 TAHUN

MEMBANGUN BRAND IMAGE

SUDAH BIASA

SETELAH 3-4 TAHUN

SUDAH BIASA

MULAI DI TINGGALKAN

KALANGAN PEMAKAI

DARI BAWAH KE ATAS

KALANGAN BAWAH

SIAPA YANG MENUAI HASIL

ANDA YANG SUDAH BERPARTISIPASI DARI SEKARANG

TIDAK ADA

H  A  R  G   A: Saat ini Makanan Organik Melilea masih dianggap Mahal, tetapi jika kita sadari manfaat dan komposisi dari 30 buah-buahan, sayur-sayuran dan buah-buahan yang di tanam secara Organik, dapat anda konsumsi dalam satu takaran, Makanan Organik Jauh lebih murah dan Bergizi Lebih Tinggi dari sepiring Nasi yang Kita konsumsi.

PENYAJIAN: Lebih praktis, tidak perlu menggunakan Minyak untuk menggoreng, tidak perlu menggunakan, bumbu-bumbu masak untuk menambah rasa, tidak perlu menggunakan Gas untuk Memasak. Cukup tuangkan dalam segelas Air, anda sudah bisa menikmati makanan sehat yang berasal dari Alam tanpa pencemaran.

KESEHATAN: Pernah kah kita menyadari berasal darimana makanan yang kita konsumsi? Dan seperti apa cara pengolahannya? Mari kita amati di sekeliling kita, mungkin kita pernah mendengar berita-berita dasyat seperti : Makanan dan Minuman Yang di Formalin, di  beri Perasa dan Pewarna buatan, Tanaman yang di Semprot Pupuk Kimia (Peptisida), Hewan Ternak yang di Suntik Hormon, Beras di beri Pemutih dsb.

Jika semakin banyak orang yang menyadari akan bahaya-bahaya dari pencemaran makanan tersebut, Makanan Organik Melilea akan menjadi alternatif terbaik sebagai pengganti makanan yang lebih berkualitas.

MEMBANGUN BRAND IMAGE : Melilea Satu-satunya perusahaan yang mempunyai Profile Kuat membudayakan Gaya Hidup Organik di Industri bisnis Pemasaran Jaringan di rantau Ini. Penghargaan SUPER BRAND Tahun 2006 sudah membuktikan tanda-tanda akan terbentuknya Brand Image Organik  yang sangat Kuat

Mari kita cermati, dalam masa 5 sd 10 tahun kedepan, jika setiap orang membicarakan Organik mereka pasti akan Membicarakan MELILEA. Tentu ini merupakan Peluang Bisnis PALING HEBAT Dengan POTENSI Pasar BARU yang Jauh LEBIH Besar serta akan Membudaya di kalangan Masyarakat yang Menyadari Pentinganya Makanan Sehat Bebas dari Pencemaran. Seperti Halnya Air yang Di Kemas Dalam Botol, Produk Merk apa pun yang anda beli, pasti anda menyebutnya AQUA bukan.??


Paul Zane Pilzer Penasihat Ekonomi dan Advisor dari 2 presiden Amerika, dalam bukunya yang berjudul THE NEXT TRILLION menyebutkan, “Tahun 2010 akan tampil 1 produk Yang akan mengalahkan penjualan Produk Asuransi, Mobil dan Properti. Produk itu bersifat untuk kesehatan dan bisa Mengubah Penampilan serta dapat Memperpanjang Usia & Awet Muda

Apakah Anda sudah Mempersiapkan Bisnis anda untuk thn 2010 ? Maka Dapatkan Peluang ini secepatnya, Rangkaian Produk-produk MELILEA Sudah terbukti berhasil mentransformasi Ribuan Orang Menjadi lebih Sehat, Cantik dan Awet Muda.

KONSEP BISNIS MELILEA

Setelah ANDA konsumsi produk & mengalami perubahan dalam diri ANDA maka ceritakan perubahan ini kepada Teman atau Kerabat ANDA, Maka Anda akan mendapat banyak Keuntungan.

Disamping dapat “ Mengkonsumsi Produk Melilea secara Gratis Anda juga dapat Meraih IMPIAN ANDA.

MARKET YANG BESAR

Tahun 2009 kantor pusat melilea akan pindah dari Malaka Malaysia ke New York Amerika Serikat. Momen ini membuktikan Produk MELILEA mempunyai Kualitas Tinggi yang dapat bersaing di dunia International, Reputasi Manajemen dengan Finansial Yang sangat Kuat serta membuka pangsa pasar yang Jauh lebih besar dari yang kita bayangkan.

INGAT! Ratusan bahkan Ribuan saudara-saudara kita yang berada di Amerika Serikat siap menyambut bisnis ini dari sekarang, oleh karena itu sampaikanlah kabar baik ini kepada mereka, untuk merintis dari awal kesempatan hebat memasarkan bisnis Organik di seluruh Dunia.

MELILEA di SCTV

•Oktober 15, 2008 • 1 Komentar

Mari Saksikan Melilea Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Ahmad Kamil Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 08561384480
Konsultasi Kesehatan Tips Hidup Sehat Melilea

Makanan Terbaik Penurun Kolesterol

•Oktober 15, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar

Makanan Terbaik Penurun Kolesterol

KEBIASAAN dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting dalam memengaruhi kadar kolesterol darah Anda. Semakin baik pola dan kualitas makanan Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan Anda secara keseluruhan.

Bagi Anda yang ingin terhindar dari masalah kolesterol ada baiknya mulai mempertimbangkan makanan sehat antikolesterol. Berikut adalah lima makanan terbaik menurut Mayo Clinic yang membantu menurunkan kolesterol dan melindungi jantung serta pembuluh darah Anda.

1. Bubur gandum/oatmeal
Oatmeal mengandung serat larut (soluble fiber) yang dapat menurunkan kolesterol buruk (low-density lipoprotein /LDL) Anda. Soluble fiber juga ditemukan pada jenis makanan lain seperti kacang ginjal (kidney beans), apel, buah pir, barley, dan buah prune. Serat yang larut diyakini mampu menurunkan penyerapan kolesterol dalam pencernaan Anda. Mengonsumsi 10 gram lebih serat larut setiap hari dapat menurunkan kadar total LDL. Setiap 1 1/2 cangkir oatmeal matang yang Anda makan mengandung 6 gram serat. Jika Anda tambahkan buah seperti pisang, Anda menambah 4 gram lebih serat .

2. Kacang walnuts, almonds dan jenis lainnya
Berbagai studi menunjukkan, walnut secara signifikan menurunkan kolesterol dalam darah. Kacang ini mengandung banyak asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acids) yang dapat membuat pembuluh darah tetap sehat dan elastis. Kacang Almond juga memiliki faedah yang tidak terlalu beda, di mana penurunan kolesterol dapat Anda rasakan setelah sekitar empat minggu.

Diet untuk menurunkan kolesterol dengan 20 persen sumber kalori berasal dari walnut diklaim dapat menurunkan kadar kolesterol LDL hingga 12 persen. Kacang-kacangan umumnya berkalori tinggi sehingga dengan hanya sekitar segenggam (tidak lebih dari 2 ons atau 57 gram) akan memberi faedah.

Namun perlu diingat, ketika Anda mengonsumsinya dengan makanan lain jangan berlebihan. Makan berlebih justru membuat Anda kegemukan dan memicu risiko jantung.

3. Ikan dan asam lemak omega-3
Banyak riset yang mendukung manfaat mengonsumsi ikan dalam menurunkan kolesterol karena ikan kaya kandungan asam lemak omega-3. Asam lemak Omega-3 juga membantu jantung dengan beragam cara seperti menurunkan tekanan darah dan menekan risiko pembekuan darah. Pada pasien yang sudah mengalami serangan jantung, minyak ikan atau asam lemak omega-3 secara signifikan menurunkan risiko kematian mendadak .

Para dokter biasanya merekomendasikan untuk memakan ikan minimal dua kali dalam semingguu. Sumber makanan yang kaya omega-3 terdapat pada makarel, ikan herring, sarden, tuna albacore dan salmon.

Perlu diingat, untuk mempertahankan faedah ikan bagi kesehatan, sebaiknya ikan dipanggang atau dibakar dalam oven. Jika tidak suka ikan, Anda juga bisa mempeoleh omega-3 dari makanan lain seperti ground flaxseed atau canola oil.

Anda juga dapat memperoleh omega-3 atau minyak ikan dari suplemen, tetapi tentu tidak akan mendapatkn semua nutrien penting dalam ikan seperti selenium. Bila Anda memutuskan memakan suplemen, ingatlah untuk tetap memperhatikan pola makan Anda dan makanlah daging yang rendah lemak atau sayuran untuk menggantikan ikan.

4. Minyak Zaitun/Olive Oil
Minyak Zaitun atau olive oil mengandung campuran antioksidan potensial yang dapat menekan kolesterol tanpa mengganggu kadar kolesterol baik (HDL) Anda .

Badan Pengawas Makanan AS (FDA) merekomendasikan untuk mengonsumi sekitar 2 sendok makan (23 gram) olive oil setiap hari untuk menjaga jantung tetap sehat. Untuk menambah olive oil dalam daftar menu, Anda bisa mencampunya dengan sayuran, bumbu cair, atau mencampurnya dengan cuka sebagai pelengkap salad. Anda juga dapat menggunakan olive oil as sebagai pengganti mentega ketika memoles daging.

Beberapa riset menyarankan bahwa efek olive oil dalam menurunkan kolesterol akan lebih besar jika Anda memilih extra-virgin olive oil atau minyak zaitun ekstra murni. Minyak jenis ini tidak melewati proses pengolahan dan penambahan zat kimia yang diyakini mengandung lebih banyak antioksidan menyehatkan. Sebaiknya hindari “light” olive oil karena biasanya jenis ini sudah melewati beragam proses pengolahan sehingga faedahnya tidak akan maksimal.

5. Makanan yang difortifikasi atau diperkaya sterol dan stanol tumbuhan.
Banyak makanan yang kini telah difortifikasi dengan sterol atau stanol — zat dalam tumbuhan yang membantu menahan penyerapan kolesterol.

Margarin, jus jeruk, atau yogurt ada yang sudah difortifikasi dengan sterol yang bisa menurunkan LDL kolesterol hingga 10 persen. Jumlah sterol tumbuhan yang dibutuhkan untuk mencapai target itu sedikitnya 2 gram yang setara dengan dua porsi (237 mililter) jus jeruk dengan fortifikasi sterol dalam sehari.

Sterol atau stanol tumbuhan yang ditambahkan dalam makanan tidak akan memengaruhi kadar trigliserida atau pun HDL. Sterol atau stanol juga tidak akan mengganggu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak seperti A, D, E and K.

Sumber: shugoshin.blogspot.com

Sehat Dengan Makanan Organik

•Oktober 15, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar

Ramai-ramai Konsumsi Makanan Organik!

Tingginya bahaya polusi dan hal-hal yang berbau kimiawi, mengundang sebagian orang untuk mulai menyadari pola hidup sehat. Salah satunya, dengan mengonsumsi makanan organik, yakni bahan makanan yang bebas kimia. Beberapa artis pun mengikuti tren positif makanan organik.

Saat mengandung tiga tahun lalu, Melly gemar mengonsumsi sayuran organik. Kebetulan, di depan rumahnya di kawasan Ciburial, Puncak, terbentang kebun sayur dan buah organik milik tetangga. Sayangnya, Melly keguguran. Ia kembali ke Jakarta namun tidak meninggalkan hobinya mengonsumsi sayur dan buah organik.

Apalagi, ia sudah merasakan khasiatnya. “Dulu aku sering kena batuk-pilek. Tapi, percaya enggak percaya, selama mengonsumsi segala macam bahan makanan yang organik, aku merasa lebih sehat. Rasanya juga lebih fresh, enak di perut, dan kulit jadi bagus,” ungkap Melly.

Tak cuma mengonsumsi, Melly akhirnya mulai berbisnis sayuran dan buah organik. Sistemnya masih delivery. “Kalau ada yang pesan, saya ambil dari perkebunan Permata Hati di Puncak.” Jadilah tiap dua kali seminggu Melly turun ke kebun, memilih sendiri sayur dan buah. “Setelah dua tahun dijalani, sekarang saya punya banyak konsumen.”

Meningkatnya permintaan, membuat Melly memutuskan membuat kios mungil ukuran 3 X 3 m persegi di bilangan Kemang Timur. Namanya, Organic Vegetables. Di dalam bangunan berdinding bata itu, terdapat bermacam-macam bahan organik. Mulai dari sayuran, kacang-kacangan, buah, dan umbi-umbian. Belakangan, Melly juga menjual beras dan beras merah organik yang diambil dari Yogya. “Sedangkan ayam dan telur organik, didrop dari Bandung. Juga ada dried food yang diimpor dari Jerman dan Australia, seperti garam, gula, susu, bihun, pasta, minyak goreng, dan lainnya.”

Sejak buka kios pertengahan tahun ini, Melly bukan saja bertindak sebagai penjual, tapi juga “juru kampanye”. Soalnya, “Banyak yang belum tahu makanan organik. Bahkan di awal-awal promosi, aku sampai bagi-bagi selebaran tentang makanan organik. Kayak juru kampanye,” ujarnya sambil tertawa.

Memang, kata Melly, sayur dan buah organik harganya lebih mahal. Apalagi kalau sudah masuk di supermarket, bisa berlipat-lipat harganya. “Kalau aku, sih, enggak mau jual mahal-mahal. Niatku, selain berbisnis, ingin berbagi kepedulian hidup sehat,” ujar Melly yang mengaku hanya mengambil sedikit keuntungan.

Mahalnya sayur dan buah orgaik, lanjut Melly, karena penghasil makanan organik masih jarang dan ragamnya masih sedikit. Produksinya pun tergantung musim. “Selain itu, untuk menghasilkan makanan organik, perlu lebih banyak tenaga kerja. Tanaman harus satu per satu diperiksa,” ujar Melly yang terobsesi memiliki kebun sendiri plus supermarket tempat ia memasarkan hasil kebunnya.

Kini, menjelang Lebaran, Melly dan suaminya, Prakaca, sedang sibuk menyiapkan parsel berisi makanan organik. Harganya berkisar antara Rp 350 ribu-Rp 750 ribu. “Pikir-pikir, kan, bagus, ya, kalau memberi hadiah makanan sehat. Makanya, sejak awal puasa kemarin, aku sudah mulai bikin,” kata Melly yang sudah dapat sekitar 20 pesanan parsel.

Anak Sampai Pembantu Makan Sayur Organik

Seperti halnya Lucy, Sophie juga tahu soal khasiat makanan organik dari kegemarannya membaca. “Tapi waktu mau cari makanan organik, susah banget. Lalu, waktu hamil, aku berniat mengonsumsi makanan sehat. Nah, mulai, deh, aku hunting makanan organik yang kandungan kimianya betul-betul nol. Waktu itu, hanya bisa didapat di sebuah supermarket yang segmennya orang bule di Jakarta,” ujar artis cantik ini.

Meski harganya tiga kali lipat dari bahan makanan yang biasa, “Demi anak yang ada dalam kandungan, saya tetap membeli.” Ketika Rangga Namora Putra Bharata (11 bulan) mulai diperkenalkan pada makanan padat, Sophie memberinya sayuran organik.

Waktu itu, cerita Sophie, “Saya sempat frustrasi juga karena kesulitan mencari ragam sayuran organik. Masak Rangga hanya dikasih bayam, wortel, dan tomat setiap hari? Aku sampai mencari ke setiap supermarket besar di Jakarta.”

Beruntung ia akhinya mendapat info bahwa Melly Manahutu berbisnis sayuran organik. “Ternyata harga di toko dia, lebih murah. Ragam sayurannya pun lebih banyak.” Alhasil, makanan padat organik untuk Rangga pun mulai beragam, seperti ayam, bihun, beras merah, kentang, pasta, kacang kapri, hingga kacang hijau. Buah-buahan juga tersedia. “Mau alpukat, stroberi, dan mangga, juga ada.”

Belakangan, Sophie yang sempat berhenti makan sayuran organik usai melahirkan, memutuskan kembali ke bahan-bahan organik. “Aku pikir, kenapa enggak sekalian buat sekeluarga? Efisien juga, kan, enggak harus belanja dan masak dua kali,” kata istri Pongki Jikustik ini. Sejak itu, ia membeli makanan organik dalam partai besar. “Tak hanya sayur dan buah, beras, ayam, gula, kacang-kacangan, dan pasta, juga yang organik.” Sampai ke pembantu dan pengasuh anaknya, “Semua sama, makan makanan organik.”

Ketika Rangga memasuki usia 10 bulan, Sophie mulai menggunakan garam organik. Pasalnya, garam organik tidak melalui proses bleaching dan lebih alami. “Memang, sih, harganya lebih mahal karena masih impor. Sebungkusnya Rp 18 ribu,” kata Sophie yang sekali belanja sayuran bisa menghabiskan sekitar Rp 70 ribu. “Tapi itu untuk 2-3 hari.”

Kini, Sophie mengaku mulai merasakan khasiat makanan organik yang dikonsumsinya. Badannya terasa lebih segar, sehat, dan ringan. “Untuk Rangga, hasilnya belum kelihatan banget. Cuma matanya lebih cemerlang. Mungkin karena vitamin yang terkandung dalam sayuran,” papar Sophie yang merasa bangga lantaran sang anak sudah doyan makan sayuran dalam bentuk apa pun.

“Artinya, kan, meringankan tugas saya di masa depan, yaitu membiasakan anak untuk melihat sayur sebagai a way of life. Sebagai perempuan, kita punya tugas jadi istri dan ibu. Artinya, kita juga punya tanggung jawab menyehatkan keluarga. Apa yang kita taruh di meja makan, itu yang dimakan anak dan suami. Masak, sih, kita mau taruh sampah atau makanan yang enggak sehat?” katanya panjang lebar.

Menabung Untuk Hari Depan Yang Sehat

Dari bacaan yang dilahapnya, personel AB Three ini jadi merasa takut karena di mana-mana orang menggunakan pestisida, bahan pengawet, bahan kimia, pengawet, dan lainnya untuk mengolah bahan makanan. “Termasuk untuk makanan bayi. Padahal, semua itu bikin daya tahan tubuh bayi ringkih dan kalau terlalu lama menumpuk di tubuh, bisa jadi racun dan sumber penyakit,” ujarnya serius.

Nah, ketika hamil, Lucy tak mau mengambil risiko untuk jabang bayinya. Ia pun mulai rajin mengonsumsi makanan organik. Bahkan setelah anaknya, Keitaro Jose Purnomo (1)
lahir hingga sekarang, selalu diberi makanan organik. “Aku, sih, enggak terlalu ketat harus makan makanan organik. Tapi kalau buat Keitaro, suatu keharusan. Jadi, setelah diberi ASI ekslusif dan mulai diperkenalkan pada makanan padat, sejak itu aku kasih jus sayuran atau buah organik,” kisahnya antusias.

Yang kerap bikin Lucy pusing, sayuran organik amat tergantung pada musim. “Jika iklimnya tidak mendukung untuk panen, beberapa jenis sayuran susah didapat. Pernah aku sulit sekali menemukan brokoli, wortel, atau tomat. Sudah keliling ke beberapa toko, enggak ketemu juga. Untungnya, sekarang sudah mulai banyak dijual di supermarket. Jenisnya juga mulai beragam.”

Ia lalu memberi contoh, “Dulu, mau bikin sayur sop yang bahan-bahannya organik, susah banget. Kentang dan daun seledrinya enggak ada,” kata Lucy yang rajin berburu bahan makanan organik dua atau tiga kali dalam seminggu. “Bisa berjam-jam aku muter-muter mencari sayuran organik. Mulai dari yang dekat rumah di kawasan Pondok Indah, hingga dekat rumah orangtuaku di Jatibening. Soalnya, kata Lucy, sayur hanya tahan 2-3 hari sehingga ia harus sering mencari stok sayuran buat buah hatinya. “Untuk Keitaro, aku paling sering beli bayam, wortel, tomat, buncis, dan brokoli.”

Sumber protein berupa daging dan ayam untuk anaknya, juga diusahakan memakai yang organik. “Ayam organik juga lebih tahan lama. Kalau menyimpannya bagus, bisa tahan sampai dua minggu. Tapi pernah juga, sih, kehabisan stok ayam organik. Akhirnya terpaksa pakai ayam kampung yang bebas suntikan hormon,” kisahnya.

Soal harga yang lebih mahal, Lucy mengaku tidak terlalu mempermasalahkan. Demi anaknya, ia ingin mengupayakan yang terbaik. Jadi, beda Rp 5.000 hingga Rp 10.000, “Enggak masalah. Untuk masalah kesehatan, kita tidak usah lihat harga lagi, deh. Siapa lagi yang menghargai diri kita selain kita sendiri? Jadi, menurut aku, antara harga dan efek positif yang kita dapat, seimbang,” kata Lucy yang dalam hal ini mendapat dukungan dari suami.

Targetnya, untuk Keitaro ia akan terus memberi asupan organik minimal sampai usia 5 tahun. Pasalnya, kalau sudah masuk usia sekolah SD, “Anak mulai berteman dan tahu jajan. Tidak bisa setiap saat kita mengontrol.”

Masalah khasiat makanan organik, tambah Lucy, tak bisa dirasakan dalam sekejap. “Baru terasa dalam jangka waktu panjang. Mungkin 5-6 tahun lagi baru terasa, kita tidak rentan terhadap penyakit darah tinggi, jantung, kolesterol, dan sebagainya. Jadi, hitung-hitung menabung untuk hari depan yang lebih sehat, deh.”
Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Ahmad Kamil Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 08561384480
Konsultasi Kesehatan Tips Hidup Sehat Melilea